Mukjizat Nabi di mekkah dan di Madinah



1.     Contoh Mukjizat Al-Qur’an ketika Rasulullah SAW di Mekkah dan di Madinah

  • Mukjizat Nabi SAW di Mekkah

Ketika Rasulullah saw. Masuk ke Mesjidil Haram pada hari Fathu Makkah, dia melihat gambar Malaikat dan gambar-gambar yang lain, Rasulullah saw. melihat gambar Nabi Ibrahim as. Dan di tangannya terdapat al azlaam  (alat yang di pakai orang-orang arab Jahiliyah untuk meramal), maka Rasulullah saw. Bersabda:  ‘laknat Allah swt. Bagi mereka, yang membuat Syaikhuna (bapak kita Ibrahim as.) menjadi peramal dengan menggunakan al azlaam, sementara apa kaitannya Ibrahim as. Dengan al azlaam tersebut? Allah swt. Berfirman yang artinya:

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS. Ali ‘Imran: 67).

Kemudian Rasulullah saw. Memerintahkan untuk  menghapus seluruh gambar-gambar tersebut.

Ibn Abbas Ra. Mengatakan: “Rasulullah saw. Masuk ke kota Mekkah di hari Fathu Makkah dengan menunggangi  ontanya, lalu beliau saw. Mengelilingi kabbah, sementara di sekitar Kabbah terdapat patung-patung yang di letakkan di sekelilingnya, kemudian Rasulullah saw. Menunjuk berhala-berhala tersebut dengan tongkat yang ada di tangannya, dan beliau saw. Bersabda:

“Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al Israa’: 81).

  • Mukjizat Nabi SAW di MadinahRasulullah (SAW) pergi meninggalkan rumah beliau pada malam hari dengan berjalan-kaki melewat musuh-musuh yang mengepung rumah beliau, sambil membaca ayat ke-9 dari Surah Yaa-Siin:

Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
Maka Allah (SWT) pun menghalangi penglihatan mereka sehingga mereka tak dapat melihat Rasulullah (SAW) meskipun beliau sempat menaburkan debu keatas kepala setiap anggota pasukan yang mengepung di sekitar rumah beliau.
Sepasukan orang kafir telah sampai di depan goa Tsur. Mereka mendapati adanya sarang laba-laba di mulut goa. Mereka pun berkesimpulan bahwa Rasulullah (SAW) tidak masuk kedalam goa, sebab jika beliau (SAW) memasuki goa maka tentu sarang laba-laba itu telah rusak. Sekelompok yang lain, juga sampai di mulut goa itu dan mendapati sebuah sarang burung lengkap dengan beberapa butir telur burung yang berada tepat di mulut goa Tsur. Mereka pun berkesimpulan bahwa Rasulullah (SAW) tidak pernah masuk kedalam goa ini, sebab jika hal itu terjadi maka tentulah jaring laba-laba dan sarang burung itu sudah tidak lagi berada pada tempatnya.
Perhatikanlah hal ini; musuh sebenarnya hanya kira-kira satu meter dari beliau (SAW), namun Allah (SWT) melindungi Nabi-Nya dengan ciptaan-Nya yang paling rapuh; yakni sebuah jaring laba-laba.
Setiap kali, Abu Bakar (RA) berujar, “Jika saja musuh kita membungkukkan badan, mereka pasti dapat melihat kita.” Rasulullah pun menjawab, “Janganlah cemas, pertolongan Allah (SWT) menyertai kita.”.
Surah At-Taubah , ayat-40:

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka-cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maka hanya atas Kasih-sayang Allah (SWT) sajalah mereka berdua bisa bersikap tenang didalam keadaan yang sedemikian genting, dan Allah pun menolong mereka berdua dengan pasukan-Nya yang tak terlihat oleh mata manusia.

Di ambil dari:
al-Qattan manna Studi ilmu-ilmu al-Qur'an , Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2004
Kaiman,M.M.ag, Supiana, M.ag, Ulumul Qur'an dan Pengenalan Metodologi Tafsir , Bandung : 2002
Yusufa Uun, M.A , Ulumul Qur'an Buku Ajar Bagian Satu , Trenggalaek : 2007